asw,
teman2 yang tercinta, tidak jarang kita berada pada kondisi dimana hati kita/keimanan kita naik turun. di saat keimanan kita naik, jiwa bergejolak untuk menegakkan syariat, tetapi kadangkala kondisi menurun, hati selalu dikalahkan hawa nafsu. hawa nafsu itu berasal dari setan yang bisa saja media perantaranya adalah kita.
maaf sebelumnya, nanti saya akan menuliskan percakapan singkat antara anak dan orang tuanya dimana orang tuanya adalah orang yang sangat paham akan agama dan anak merupakan orang yang sholatnya 5x dalam 1 hari. tetapi anaknya dikuliahkan di kuliah umum yang memungkinkan terpengaruh kebiasaan, budaya, teman, dan lain sebagainya.
teman2 yang tercinta, tidak jarang kita berada pada kondisi dimana hati kita/keimanan kita naik turun. di saat keimanan kita naik, jiwa bergejolak untuk menegakkan syariat, tetapi kadangkala kondisi menurun, hati selalu dikalahkan hawa nafsu. hawa nafsu itu berasal dari setan yang bisa saja media perantaranya adalah kita.
maaf sebelumnya, nanti saya akan menuliskan percakapan singkat antara anak dan orang tuanya dimana orang tuanya adalah orang yang sangat paham akan agama dan anak merupakan orang yang sholatnya 5x dalam 1 hari. tetapi anaknya dikuliahkan di kuliah umum yang memungkinkan terpengaruh kebiasaan, budaya, teman, dan lain sebagainya.
sang ayah yang melihat ketidak beresan pada anaknya ingin meluruskan anaknya, salah satunya adalah menyuruh anaknya menikah agar bisa menahan nafsu dan pandangan.
berikut percakapannya :
orang tua (o) : asw
anak (a) : was
o : bagaimana kuliahnya wahai anakku
a : baik ayah
o : apakah kamu bisa beradaptasi dengan teman2 di sekitarmu
a : alhamdulillah
o : apa rencanamu ke depan anakku?
a : insya Allah melanjutkan sekolah lagi ayah
o : kenapa kamu bersemangat sekali untuk sekolah, bagaimana dengan ilmu agama mu?
a : sekolah bisa membuat kita sukses ayah, bisa punya uang banyak dan nantinya uang ini akan saya sedekahkan di jalan Allah. ilmu agama tetapi akan saya pelajari ayah
o : bagus kalau kamu masih ingat agama, ayah doakan semoga janji kamu untuk sedekah itu tetap kamu laksanakan kelak. banyak orang yang lupa akan janjinya karena kenikmatan dunia.
a : insya Allah ayah, syukron jazillah ayah.
o : terus, kapan kamu akan menikah?? menikah itu setengah agama
a : insya Allah etelah sekolah saya tamat dan saya sudah sukses ayah
o : apa kriteria sukses kamu?
a : sukses itu ketika kita bisa memberik kepada orang lain ayah, mungkin untuk zaman sekarang ini adalah dengan kita mempunyai penghasilan yang lebih
o : ooo...begitu ya???
a : betul ayah, sekarang semuanya mahal, kita harus berhitung ayah, apalagi kalau sudah punya anak, mau sekolah, jajan, dan keperluan lainnya. terus kalau anak kita bertambah banyak tapi penghasilan kita tetap, kita bakalan susah dan malah bisa membuat kehidupan keluarga berantakkan.
o : maaf anakku, siapa tuhan kamu??
a : Allah, kenapa bertanya begitu ayah??
o : anakku, Allah lah penjamin rezeki bagi kita, jangan terlalu menghitung rejeki sedetail itu. kita cuma berusaha dan tawakal. apa kita telah menjalankan kewajiban kita dan menunaikan hak Allah?? zakat, sedekah, menyayangi yatim, dll nya.
a : astagfirullah, maaf ayah.
o : tidak apa2 anakku, ayah cuma mau bantu mengingatkan karena jaman kita ini sudah rusak
a : iya ayah, ngomong2 kenapa ayah tadi menanyai kapan saya akan menikah??
o : ayah lihat, kamu sedang dekat sama fulanah... jadi ayah pikir kamu akan segera menikahinya
a : belum ayah, mungkin 2 atau 3 tahun lagi..... pernikahan kan sangat krusial ayah jadi kita harus benar2 mengetahui calon pasangan kita.
o : kenapa harus 2 tahun??????
a : biar benar2 mengenal ayah. baik buruknya, akhlaknya, keluarganya, dan lain sebagainya ayah. bukankah rasul mengatakan bahwa kita harus mencari pasangan yang baik yah??
o : tidak pantas kamu memakai hadist untuk perbuatan yang mendatangkan banyak mudhorot. apa yakin kamu tidak memakai nafsu???
a : tidak ayah, ini juga untuk kebaikan kami berdua untuk tetap berada di jalan Allah
o : alhamdulillah niat kamu baik. tapi maaf anakku, niat yang baik tetapi tata caranya salah tetap akan mendatangkan dosa.
a : dimana dosanya yah??
o : dosanya kamu telah membuat ikrar yang manandingi/menyerupai ijab qabul saat pernikahan, hati kamu selalu memikirkan dia, kemungkinan sering berduaan, peluang pikiran maupun tindakan untuk berzinah baik kecil maupun besar semakin terbuka lebar, dan masih banyak lagi anakku.
a : apalagi ayah?
o : kamu kemungkinan lebih mencintai dia daripada Allah. mungkin secara lisan kamu menolaknya, tapi hati tidak bisa dibohongi anakku.
a : mmmmm....., tapi kenapa banyak orang yang berpacaran/berkomitmen ayah?? bahkan aktivis juga melakukannya
o : kenapa harus mengikuti mereka??? apakah yang jelek harus diikuti? kita hidup itu ada tuntunan dari rasul SAW, jangan kecewakan beliau dengan melihat kelakuan kita.
o : ayah maklum kamu begini, karena ini sudah budaya primer dan inilah yang diharapkan musuh2 kita. bergandengan tangan, berpakaian setengah telanjang, menonton acara tidak senonoh, dan lain sebagainya.
a : terima kasih ayah, tapi saya benar2 mencintai fulanah
o : kalau begitu, nikahi dia kalau tidak tinggalkan dia demi kebaikan kita semua. takutlah pada Allah ya anakku.
o : hari pembalasan itu sangat beratm kita akan sangat ketakutan pada waktu itu. bahkan perkara seperti membuang sampah sembarangan saja tidak luput dari perhitungan.
a : terima kasih ayah atas nasihatnya
o : ooo.. yah pesan ayah, jangan kamu hanya mengingat bahwa Allah itu maha pengasih dan penyayang tapi juga ingatlah bahwa azab Allah sangatlah pedih.
a : iya ayah.. jadi bagaimana saya kedepannya terhadap fulanah ayah
o : jika kamu takut Allah dan Rasulnya, buang komitmen yang pernah kalian buat sebelumnya dengan cara yang baik, misalnya dengan menjelaskan kepadanya dengan cara yang halus. kalau dia memang berilmu dan berpikiran terbuka, insya Allah dia akan menerima. tetapi jika pikiran udah dibutakan oleh nafsu maka perkataanmu dianggap angin lalu saja.
a : insya Allah ayah..
demikian lah percakapan singkat antara ayah dan anak mengenai realita sehari2 yang sering terjadi di kehidupan kita sekarang ini.
setiap kita ada dosa, penulis juga mohon maaf kalau ada salah dan cerita di atas juga pernah saya alami sendiri. sebaik baik manusia adalah yang cepat bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. mari kita sama2 mensucikan hati kita dan menambah ilmu agama kita.
bagi yang tidak sependapat, silahkan untuk menempuh jalan anda sendiri dan silahkan untuk mempertanggungjawabkannya nanti di depan sang pencipta.
tulisan ini bukan untuk didebat, rasul SAW sangat tidak menyukai yang namanya debat. maaf kalau ada kesalahan, semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar