seorang teman berkata di komen saya:
"hehehe ...Banyak yang nulis seperti itu ... atau mendukungnya. Tapi kadang malah tidak tahu apa arti pacaran yang diprotes tsb.Anti pacaran, tapi hampir tiap hari kadang antar jemput "calon" tapi gak mau dibilang pacaran. Atau mungkin belanja barang berduaan, jalan-jalan berduaan, tapi tetap gak mau ngaku itu pacaran ..."
tanggapan saya:
saya sangat senang mendengar komen anda seperti itu. akh, bukankah dalam setiap pembukaan orang berceramah dengan ayat alquran tertulis: "man yahdillahu fa laa mudillalah, wa man yadlillu fa laa haadiyalahu", yang lebih kurang artinya: barang siapa yang telah allah beri hidayah maka tidak ada seorangpun yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang allah tidak beri hidayah maka tidak seorang pun yang dapat menyelamatkannya.
lantas apakah salah Allah??? tidak, hidayah itu ada hidayah taufik dan ada hidayah bayan (kalau tidak salah). hidayah bayan ini adalah hidayah yang harus kita cari dengan sekuat tenaga, sedangkan hidayah taufik adalah hidayah yang diberi langsung dari Allah. kedua jenis hidayah ini terdapat dalam setiap diri manusia.
lantas bagaimana dengan orang yang mengaku tidak pacaran tetapi selalu jalan berdua, mkan berdua, pulang berdua, belanja berdua dengan 'calonnya'?? sekarang saya balik tanya ke akh husain, apakah ada istilah calon sebelum lamaran dilakukan?? (kalau saya dengan keras katakan tidak ada istilah calon untuk hal yang satu ini, mungkin ini cuma pembenaran mereka saja), kita balikkan saja ke ayat di atas dan dapat disimpulkan bahwa ke dua orang ikhwan atau akhwat yang sudah mengclaim dirinya ini adalah "calon suami istri" adalah belum mendapatkan hidayah taufik atau belum mengusahakan hidayah bayan.
apa yang dapat kita lakukan?? mungkin kita cuma bisa berdoa dan mungkin memberikan nasihat kepada mereka, tapi sudah tentu dengan cara yang bijak. mengapa?? karena orang akan lari jika kita lakukan cara yang frontal kepada mereka. ini sudah sifat dasar mereka akh.
kalau memang tidak berhasil, ya kita memang tidak bisa berbuat apa2 lagi, kita serahkan kepada Allah. mengapa kita harus pusing?? semua amal perbuatan baik dan buruk itu ada semua balasan yang setimpal kelak di yaumul akhir.
kalau kita kesal karena mungkin orang yang udah memiliki calon itu adalah orang yang kita sukai, yaaa... pasrah aja, kalau emang jodoh juga tidak kemana, dan kita harus tetap yakin bahwa jodoh kita itu adalah yang terbaik dari Allah. dan yang terpenting adalah kita memperbaiki diri kita sendiri dulu karena jodoh yang akan kita dapatkan itu akan sekufu (setara) kadar keimanannya dengan kita. hal ini sangat tegas dinyatakan oleh allah dalam surat al ahzab.
sedikit berbagi cerita dengan antum: saya juga dulu pernah diajak komitmen oleh seorang akhwat dan dijanjikan bisa saja pernikahan dilakukan setelah lulus atau mapan atau lain2 hal. tapi saya menolak karena saya tidak mau melakukan "pencalonan" itu tanpa kaidah syar'i, kalau dibilang nyesal?? mungkin nyesal juga karena saya juga bisa dikatakan menyukai dia, tapi ini semua tidak dicontohkan oleh rasulullah dan para sahabatnya, jadi ini menjurus ke suatu hal yang diharamkan kalu kita lakukan. saya juga berharap kalau saja dia mengerti ini semua. tetapi yang membuat saya kaget adalah setelah beberapa lama berselang, dia (si akhwat) langsung jadian dengan orang lain. sedih ada, kesal ada, terharu ada, komplit pokoknya. tapi ini mungkin cuma sebagian kecil dari cobaan hati yang bisa mengangkat derajat kita. akhirnya saya ikhlaskan ini semua dan saya tetap menghormati keputusan mereka dan berharap semoga mereka juga mengerti mana yang haq dan mana yang bathil. wallahualam bis showaab.
o ya, sedikit analisis tambahan dari saya, mengapa ini bisa terjadi?? bisa saja disebabkan karena kurangnya ilmu, kurangnya keseriusan mencari ilmu, pintarnya pihak ikhwan atau akhwat untuk mendebatkan soal pacaran ini. untuk alasan yang terakhir ini, saya pernah mendengar pernyataan dari banyak orang bahwa orang itu (terutama wanita) sangat suka jika diberikan perhatian yang lebih secara kontinyu/terus menerus, dan bisa saja ikhwan/akhwat yang merasa tidak mau pacaran ini diberikan suatu ilmu agama yang dianggap baik (walaupun salah), seperti: saling mengingatkan sholat subuh, saling mengajak puasa sunnah, saling lomba menghafal alquran, dan lain-lain. selain itu juga mungkin salah satu dari mereka atau dua-duanya saling mendoktrin bahwa apa yang mereka lakukan ini bukanlah pacaran dan malah memberikan kebaikan kepada kedua belah pihak. naudzubillah.
2 komentar:
Terimakasih atas tulisannya.
Mungkin benar bahwa perempuan memang lebih tidak tahan hidup sendiri.
Posting blog ini juga cukup menarik untuk disimak: http://meidian.wordpress.com/2008/07/15/tentang-kesendirian-dan-berduaan
Salam Kenal
Fajar F Hakim
bismillah..
semoga dengan membaca tulisan ini Allah memberikan petunjuk kepada kita semua yang terjebak di dalam masalah kontemporer ini.
tidak ada kata terlambat, bagi yang sudah terlanjur, masih ada kesempatan untuk menyetop hubungan ini. barakallahu..
Posting Komentar